Jawaban Ilmiyah Untuk Sholat Sholat Abu Bakar 23 Keramat -->

Jawaban Ilmiyah Untuk Sholat Sholat Abu Bakar 23 Keramat

Wednesday, May 23, 2018, May 23, 2018

salat tarawih

SOAL: Ada anggapan dari segelintir orang bahwa beberapa  besar  umat Islam shalat tarawehnya tidak cocok  dengan Sunnah, sebab  melakukannya dalam 20 raka'at, bukan 8 rakaat. Bagaimana tanggapan Anda?
JAWAB: Justru anggapan segelintir orang itu  yang keliru. Sejak masa Khulafaur Rasyidin shalat taraweh dilakukan  dalam 20 raka'at, diperbanyak  3 rakaat shalat witirnya.
SOAL: Mereka berpikir  bahwa kebijakan shalat taraweh tersebut  8 rakaat, diperbanyak  3 rakaat shalat witir ialah  hadits riwayat al-Bukhari inilah  ini:
عن عائشة رضي الله عنها قالت: ما كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يزيد في رمضان ولا في غيره على احدى عشرة ركعة. رواه البخاري
" 'Aisyah radhiyallahu anha berkata:" Rasulullah shallallahu' alaihi wasallam tidak pernah melebihi 11 raka'at (shalat malam), baik dalam bulan Ramadhan maupun selainnya. "(HR. Al-Bukhari).
Bagaimana tanggapan Anda?
JAWABAN: Hadis 'Aisyah dalam sejarah al-Bukhari di atas bukanlah alasan  doa taraweh. Perhatikan, Imam al-Bukhari mencatat  bab sebelum hadis di atas:
باب قيام النبي صلى الله عليه وسلم بالليل في رمضان وغيره
Doa malam Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam selama Ramadhan dan lainnya.
Dari katering al-Bukhari di atas, semua  ulama memberikan sejumlah  kesimpulan inilah  ini:
Pertama, hadits Aisyah di atas tidak menyerahkan  pengertian bahwa shalat melebihi 11 raka'at hukumnya tidak afdhal (tidak utama), lagipula  terlarang atau bid'ah.
Kedua, hadits tersebut melulu  menginformasikan bahwa shalat malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah lebih dari 11 rakaat, baik saat  bulan Ramadhan maupun di luarnya.
Ketiga, informasi bahwa shalat malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah lebih dari 11 melulu  menurut  sepengetahuan Aisyah radhiyallahu' anha.
PERTANYAAN: Apakah ada bukti sejarah yang berbeda bahwa doa malam Rasulullah (ﷺ) lebih dari 11 rak'ah?
JAWABAN: Ya, ada beberapa bukti.
Dalam sebuah narasi, doa malam Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bahkan  13 rak'ah.
عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يصلي من الليل ثلاث عشرة ركعة. رواه مسلم وابن المنذر وابن خزيمة
"Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata:" Rasulullah shallallahu' alaihi wasallam membayar  shalat malam 13 raka'at. "(HR. Muslim, Ibnu al-Mundzir dalam al-Ausath [5/157] dan Ibnu Khuzaimah dalam Shahih-nya [ 2/191]).
Shalat malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sejumlah  13 raka'at malah  diriwayatkan dari sejumlah  shahabat antara lain, Zaid bin Khalid al-Juhani, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Aisyah, dan Jabir bin Abdullah radhiyallahu' anhum.
Dalam riwayat lain, doa malam Rasulullah (ﷺ) adalah 16 raka'at.
عن علي - رضي الله تعالى عنه - (قال: كان رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يصلي من الليل ست عشرة ركعة سوى المكتوبة).
Dari Ali radhiyallahu 'anhu berkata: "Rasulullah shallallahu' alaihi wasallam selalu membayar  shalat pada malam hari sejumlah  16 raka'at, di samping  shalat maktubah (fardhu)". HR al-Imam Ahmad dengan sanad yang semuanya  berperilaku tsiqat (dipercaya).
Dalam riwayat lain, doa malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam 17 raka'at.
روى أبو الحسن بن الضحاك عن طاوس مرسلا (قال: كان رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يصلي من الليل سبع عشرة ركعة).
Abu al-Hasan bin al-Dhahhak meriwayatkan dari Thawus secara mursal, berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selalu membayar  shalat pada malam hari 17 raka'at". (Al-Shalihi al-Syami, Subul al-Huda wa al-Rasyad fi Sirah Khair al-'ibad, juz 8 hlm 294).
Dari sejumlah  versi sejarah yang datang ke kami  , doa malam Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam ada 9 sejarah yang berbeda, mulai dari 4, 7, 8, 9, 6, 11, 13, 16 dan 17 raka'at. Semuanya diceritakan dalam hadits.
SOAL: Berarti kelompok  yang meyakinkan  shalat malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melulu  11 raka'at tidak memahami  tentang sejumlah  versi riwayat yang ada  dalam kitab-kitab hadits?
JAWABAN: Mungkin begitu. Dan atau mungkin  tahu, tetapi  memahaminya dengan kacamata hitam olahraga. Misalnya, dia berpikir  bahwa 11 riwayat raka'at  ada dalam Shahih al-Bukhari, sehingga  11 raka'at lebih kuat  daripada sejarah lainnya. Sedangkan dalam mengetahui  hadits, sistematis yang dikumpulkan oleh  ulama bukanlah kekuatan historis.
PERTANYAAN: Jika versi doa malam Rasulullah diinformasikan setidaknya 17 rakaat, maka  bagaimana ketika   kita berdoa lebih dari 17 rak'ah?
JAWAB: Doa malam milik  mutlak saling shalat sunnah yang tidak membatasi  dengan jumlah tertentu dari raka'at. Al-Bukhari menceritakan dalam bukunya Sahih:
عن ابن عمر قال رسول الله عليه السلام صلاة الليل مثنى مثنى فإذا خشي أحدكم الصبح صلى ركعة واحدة توتر له ما قد صلى
"Dari Ibnu Umar, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam berkata:" Doa malam dilakukan pada 2 rakaat, 2 rakaat. Ketika salah seorang anda  khawatir shubuh, shalatlah 1 raka'at, sebagai witir untuk  shalat yang sudah  dikerjakan. "(HR. Al-Bukhari [990]).
Hadits di atas menyarankan  bahwa doa malam tidak memiliki  batas-batas tertentu, misalnya  harus 8 atau 10 rak'ah. Namun ,  doa malam dapat dikerjakan  kapan saja, dengan melakukan  2 rak'ah, 2 rak'ah. Dalam hadits lain  diceritakan:
عن ابي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لا توتروا بثلاث تشبهوا بالمغرب ولكن اوتروا بخمس أو بسبع أو بتسع أو باحدى عشرة ركعة أو اكثر من ذلك. أخرجه الحاكم, والبيهقى وصححه ابن حبان.
"Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata:" Rasulullah shallallahu' alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian menggarap  shalat witir 3 rakaat, mirip   shalat maghrib. Akan namun  berwitirlah 5, 7, 9. 11 raka'at, atau lebih tidak sedikit  dari itu. "(HR. Al-Hakim dalam al-Mustadrak [1/446], al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra [3/31], Ibnu Hibban dalam Shahih-nya [6/185], Ibnu al-Mundzir dalam al-Ausath [5/184]). Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Hibban, al-Hakim, al-Dzahabi dan al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Talkhish al-Habir.
Dalam hadits di atas, ada  perintah membayar  shalat witir dengan 7 raka'at, 9 rakaat, 11 rakaat, atau lebih tidak sedikit  lagi. Hal ini memperlihatkan  bahwa shalat malam, tergolong  shalat taraweh lebih dari 11 raka'at, yakni  23 raka'at, tidak tergolong  bid'ah, bahkan cocok  dengan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam hadits-hadits shahih.
PERTANYAAN: Mengapa doa taraweh dilakukan oleh umat Islam sebanyak 23 rakaat?
JAWAB: Mayoritas umat Islam mengerjakan  shalat taraweh sejumlah  23 raka'at, sebab  jumlah tersebut  yang dilaksanakan  pada masa sahabat, yakni  masa Khulafaur Rasyidin radhiyallahu 'anhum. Al-Imam al-Tirmidzi berbicara  dalam kitabnya al-Sunan:
واختلف أهل العلم في قيام رمضان, فرأى بعضهم: أن يصلي إحدى وأربعين ركعة مع الوتر, وهو قول أهل المدينة, والعمل على هذا عندهم بالمدينة.
وأكثر أهل العلم على ما روي عن عمر, وعلي, وغيرهما من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم عشرين ركعة, وهو قول الثوري, وابن المبارك, والشافعي.
وقال الشافعي: وهكذا أدركت ببلدنا بمكة يصلون عشرين ركعة.
وقال أحمد: روي في هذا ألوان ولم يقض فيه بشيء.
وقال إسحاق: بل نختار إحدى وأربعين ركعة على ما روي عن أبي بن كعب.
Pengetahuan para ulama (ulama) bertentangan dengan  pendapat  doa malam di bulan Ramadhan. Ada yang berpendapat, untuk membayar  sholat 41 rak'at dengan  witir, yaitu  pendapat orang - orang  Madinah. Perantara pergi seperti ini  di antara mereka di Madinah.
Mayoritas yang berpengalaman  pengetahuan sesuai dengan apa yang diriwayatkan dari Umar, Ali dan lain-lain dari semua  sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, yaitu  20 rak'ah. Ini adalah pendapat al-Tsauri, Ibn al-Mubarak dan al-Syafi'i.
Al-Syafi'i berkata: Demikian saya temukan di tanah kami di Mekah, mereka membayar 20 rakaat.
Ahmad berkata: Dalam urusan  ini sudah  diriwayatkan sejumlah  versi, dan tidak pernah dijamin  dengan batasan tertentu.
Ishaq berkata: Kami memilih 41 rakaat cocok  apa yang diriwayatkan dari Ubay bin Ka'ab. (Sunan al-Tirmidzi, juz 2 hlm 162).
PERTANYAAN: Apakah narasi narasi 23 rakaat dari semua  sahabat terbaik  sejarah yang benar?
JAWAB: Pelaksanaan shalat taraweh secara terorganisir dengan satu imam dan di mulai  malam, belum pernah dilaksanakan  pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan masa Khalifah Abu Bakar radhiyallahu' anhu. pengamalan  shalat taraweh itu  baru dilaksanakan  pada masa Khalifah Umar bin al-Khaththab. Pada awal doa taraweh diprakarsai oleh Khalifah Umar, dilakukan dengan 8 raka'at, plus 3 raka'at wit , dengan Ubai bin Ka'ab dan Tamim al-Dari. Ini sebagaimana dikisahkan oleh Imam Malik dalam buku al-Muwaththa '.
Kemudian pada waktu  selanjutnya, shalat taraweh dilaksanakan  dengan 20 raka'at, dan 3 witir, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Malik dalam buku  al-Muwaththa ' pun  dari jalur Yazid bin Khushaifah. Ini dilakukan  untuk memudahkan  jama'ah membayar  doa taraweh pada waktu itu . Karena pada saat salat taraweh  dilakukan dalam 8 rakaat, semua  imam membaca 50 atau 60 ayat di setiap  rak'ah, sampai  doa taraweh berlalu menjelang fajar. Kemudian sebab  hal ini dirasakan  memberatkan untuk  jama'ah, kemudian  sistemnya dirubah menjadi 23 rakaat, di mana dalam masing-masing  raka'at, sang imam melulu  membaca 20 atau 30 ayat. Jadi, paling sedikit ayat yang dibaca dalam doa, bisa  ditutupi dengan jumlah raka'at lebih banyak.
Pelaksanaan shalat taraweh 23 rakaat Padamasa Khalifah Umar tersebut sudah  dishahihkan oleh al-Imam al-Nawawi dalam al-Khulashah dan al-Majmu ', al-Zaila'i dalam Nashb al-Rayah, al-Subki dalam Syarh al-Minhaj , al-Hafizh Ibnu al-'Iraqi dalam Tharh al-Tatsrib, al-'Aini dalam 'Umdah al-Qari, al-Suyuthi dalam al-Mashabih, Ali al-Qari dalam Syarh al-Muwaththa', al-Nimawi dalam Atsar al-Sunan dan lainnya. Syaikh Ismail al-Anshari, salah seorang ulama Wahabi kontemporer sudah  menshahihkan riwayat itu  dalam dalam kitabnya, Tashhih Hadits Shalat al-Tarawih 'Isyrin Rak'ah wa al-Radd' ala al-Albani fi Tadh'ifih. Buku ini paling bagus digunakan  dibaca.
Pada masa Khalifah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhuma, shalat taraweh tetap dilaksanakan  dalam 23 raka'at, sebagaimana diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra (juz 2 hal. 496). Doa Taraweh dengan jumlah 23 rak'ah yang akan diadakan  ke  waktu berikutnya. Kecuali orang - orang Madinah yang melakukannya 39 rak'ah dan 41 rakaat sejak  waktu Salaf sebagaimana diceritakan dalam hadits.
PERTANYAAN: Bagaimana dengan doa taraweh menurut  penjelasan  Madzhab Four?
JAWAB: Berdasarkan keterangan dari  madzhab Hanafi, Syafi'i dan Hanbali, jumlah maksimal shalat taraweh adalah  20 raka'at diperbanyak  3 rakaat shalat witir. Hal ini sesuai dengan doa taraweh yang diriwayatkan dari Khalifah Umar, Utsman dan Ali bin Abi Thalib radi 'anhum. Sedangkan menurut  deskripsi dari  madzhab Maliki, jumlah rakaat shalat taraweh menurut  deskripsi dari  riwayat yang populer dari Imam Malik adalah  46 raka'at, di samping  rakaat witir, sebagaimana dikisahkan  oleh al-Hafizh Ibnu Hajar di Fath al-Bari. Karena itu Pandangan-pandangan yang menawarkan doa taraweh lebih dari 11 rakaat adalah pandangan bid'ah dan tidak cocok  dengan salaf salaf ijma. Wallahu a'lam. [UMIR]
Sumber: muslimoderat.net

TerPopuler