Blogger Jateng

Pengertian Cinta Menurut Imam Al-Ghazali




Manakala mereka menentang (memungkiri) kasih sayang, niscaya mereka memungkiri kejinakan hati dan kerinduan, kelazatan, dan hal-hal lain yang merupakan bagian dari kasih sayang dan yang mengikutinya. Dan tak boleh tidak, kita harus mengungkapkan persoalan ini. Kami akan menyebutkan dalam kitab ini, penjelasan dari dalil-dalil syara' mengenai kasih sayang. Kemudian, penjelasan hakikatnya dan sebab-sebabnya. Selanjutnya, penjelasan bahwa tiada yang berhak untuk dicintai selain Allah Ta'ala. Kemudian, penjelasan bahwa kelazatan yang terbesar ialah kelazatan memandang Wajah Allah Ta'ala. Selanjutnya, penjelasan tentang kelebihan kelazatan memandang di akhirat dibandingkan dengan ma'rifah di dunia. Kemudian, penjelasan mengenai sebab-sebab yang menguatkan kecintaan kepada Allah Ta'ala. Selanjutnya, penjelasan tentang berlebihan atau berkurangnya manusia dalam kecintaan. Kemudian, penjelasan mengenai singkatnya pemahaman tentang ma'rifah kepada Allah Ta'ala. Selanjutnya, penjelasan makna rindu. Kemudian, penjelasan tentang kecintaan Allah Ta'ala kepada hamba-Nya. Kemudian, pembicaraan mengenai tanda-tanda kecintaan hamba kepada Allah Ta'ala. Selanjutnya, penjelasan makna kejinakan hati dengan Allah Ta'ala. Kemudian, penjelasan makna menghampar tentang kejinakan hati. Selanjutnya, pembicaraan tentang makna ridla dan penjelasan keutamaannya. Kemudian, penjelasan hakikat ridla. Selanjutnya, penjelasan bahwa do'a dan kebencian terhadap perbuatan-perbuatan maksiat itu tidak dapat dipisahkan. Demikian juga, lari dari perbuatan-perbuatan maksiat. Kemudian, penjelasan tentang cerita-cerita dan ucapan-ucapan yang berbeda-beda bagi orang-orang yang mencintai-Nya. Inilah semua penjelasan dalam kitab ini.


PENJELASAN: Dalil-dalil syara' tentang kecintaan hamba kepada Allah Ta'ala.  

Ketahuilah, bahwa umat itu sepakat bahwa mencintai Allah Ta'ala dan Rasul-Nya s.a.w. adalah wajib. Dan bagaimana diwajibkan apa yang tidak ada wujudnya? Bagaimana ditafsirkan kecintaan dengan ta'at dan ta'at itu mengikuti kecintaan serta merupakan buahnya? Maka tidak boleh tidak, didahulukan penjelasan tentang kecintaan itu. Kemudian, setelah itu manusia akan mentha'ati siapa yang dicintainya. Ditunjukkan adanya kecintaan kepada Allah Ta'ala oleh firman-Nya 'Azza wa Jalla:  

(Yuhibbuhum wa yuhibbuu-nahu).  

Artinya: "Ia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya." (QS. Al-Maidah: 54).  

Dan firman Allah Ta'ala:  

(Wal-ladziina a'amanuu asyaddu hubban lillahi).  

Artinya: "Orang-orang yang beriman itu sangat cinta kepadal Allah."




Sumber: Kitab Ihya Ulumuddin