Pengertian Sifat waswas dan Sebab Timbulnya -->

Pengertian Sifat waswas dan Sebab Timbulnya

Tuesday, March 17, 2020, March 17, 2020


Pengertian Sifat waswas dan Sebab Timbulnya

Pengertian Sifat waswas dan Sebab Timbulnya

Ketahuilah, bahwa hati sebagaiamana telah kami sebutkan, adalah seperti kubah, yang diperbuat. Dan mempunyai pintu-pintu, yang ditegkkaan kepada hal itu, hal ihwal, dari masing masing pintu. Dan juga itu seperti sasaran, yang ditegakkan kepadanya, panah dari segala pihak. Atau seperti cermin yang ditegakkan, singgah dicermin itu segala macam bentuk yang beraneka ragam. Lalu terlihat padanya bentuk barang satu persatu. Dan tidak terlepas bentuk cermin itu dari bentuk-bentuk tersebut. Atau seperti kolam yang tercurah kedalamannya air yang bermacam-macam dari sungai-sungai yang terbuka alirannya kekolam itu.

Sesungguhnya, tempat-tempat masuk bekas-bekas yang silih bergant kedalam hati itu, pada segala hal, adakalannya: dari zahiriah. Maka itu, pancaindra yang lima. Adakalanya dari batiniah. Maka itu, khayal, nafsus, syahwat, marah dan akhlak yang tersusun dari instink manusia. Maka sesungguhnya manusia itu apabila mengetahui sesuatu dengan pancaindranya, lalu berhasilah bekas daripadanya dalam hati. Begitu pula, apabila bergelora syahwatnya umpamanya, disebabkan banyak makan dan kekuatan pada instinknya, niscaya berhasilah bekas daripadanya didalam hati. Dan walaupun ia tercegah dari kepanca indraan. Maka khayalan-khayalan yang yang berhasil dalam itu tetap. Dan berpindahlah khayalan dari sesuatu ke sesuatu yang lain. Dan kepindahan khayalan itu, berpindahlah hati dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain. Dan yang dimaksud ialah bahwa hati itu selalu dalam perubahan dan pembekasan dari sebab-sebab tersebut.

Bekas yang terdapat dalam hati yang paling khusus ialah: gurisan-gurisan didalam hati. Yang dimaksud dengan gurisan-gurisan itu, ialah: pemikiran-pemikiran yang terdapat didalam hati dan ingatan-ingatan. Yakni: pengetahuan hati akan ilmu-ilmu. Adakalanya dengan jalan kontinu dan adakalanya dengan jalan ingatan. Maka itu dinamakan: gurisan-gurisan, dimana ia terguris sesudah hati itu melupakannya. Dan gurisan-gurisan itu adalah penggerak-penggerak kemauan. Sesungguhnya niat, cita-cita dan kemauan itu, berada tentunya sesudah terguris diniatkan dengan hati. Maka permulaan segala perbuatan, ialah gurisan-gurisan itu, menggerakkan keinginan. Keinginan itu menggerakan cita-cita. Cita-cita itu menggerakan niat. Dan niat itu menggerakkan anggota badan.

TerPopuler