Faedah Belajar dan Mengajarkan Ilmu -->

Faedah Belajar dan Mengajarkan Ilmu

Wednesday, March 18, 2020, March 18, 2020



Sesungguhnya telah sebutkan keutamaan keduanya itu pada "kitab Ilmu" dahulu. Dan keduanya itu ibadah yang terbesar dalam dunia. Dan tidaklah tergambar yang demikian itu, selain dengan bercampur baur. Kecuali bahwa ilmu pengetahuan itu banyak. Sebagiannya luas dan sebagainya penting di dunia. Maka orang yang memerlukan kepada mempelajari apa yang wajib ke atas dirinya, adalah menjadi orang maksiat (berdosa) dengan mengasingkan diri. Jikalau ia telah mempelajari yang fardlu (yang wajib) dan tidak mungkin ia mencemplungkan dirinya ke dalam bidang ilmu pengetahuan dan ia melihat akan kegunaan waktunya dengan ibadah, maka hendaklah ia beruzlah (mengasingkan diri). Dan jikalau ia sanggup muncul dalam lapangan ilmu syariat dan ilmu akal (eksak), maka pengasingan diri terhadap dirinya sebelum belajar, adalah rugi sekali.

Dan kerana inilah, An-Nakhai dan lainnya berkata: "belajarlah fiqih (tuntutlah ilmu), kemudian asingkan diri! Dan barangsiapa mengasingkan diri sebelum belajar, maka orang itu pada kebanyakan, menyia-nyiakan waktu dengan tidur atau berfikir pada tepian gila". Dan kesudahannya, ia menghabiskan waktu dengan wirid-wirid yang dilengkapinya. Dan senantiasalah ia pada segala amalannya dengan tubuh dan hati, dengan berbagai macam tipu daya yang menyia-nyiakan usahanya. Dan membatalkan amalannya, dimana ia tiada mengetahuinya. Dan senantiasalah keimanannya (i'tiqadnya) mengenai Allah dan sifat-Nya dengan sangkaan-sangkaan yang disangkainya. Dan hatinya tunduk dengan sangkaan-sangkaan itu. Dan dengan gurisan-gurisan yang buruk yang menimpa dirinya.

Maka adalah ia dalam kebanyakan halnya itu, tertawan bagi setan. Dan ia melihat dirinya setengah daripada orang-orang yang beribadah kepada Allah. Jadi, ilmu itu adalah pokok agama. Maka tiadalah kebajikan pada mengasingkan diri bagi orang-orang awam dan orang-orang bodoh. Yakni: orang yang tiada pandai beribadah pada tempat khilwah. Dan ia tiada mengetahui semua yang harus baginya pada tempat khilwah itu. Maka jiwa itu seperti orang sakit, yang memerlukan kepada dokter yang lemah lembut, yang akan mengobatinya. Maka orang sakit yang bodoh, apabila bersemedi sendirian dari dokter, sebelum mempelajari ilmu kedokteran, maka tidaklah mustahil penyakitnya bertambah berlipat ganda.

Dari itu, maka tidaklah layak mengasingkan diri, kecuali orang yang berilmu. Adapun mengajar, maka padanya pahala besar, manakala benarlah niat yang mengajar dan belajar. Manakala maksudnya itu menegakkan kemegahan dan memperbanyak teman dan pengikut, maka itu membinasakan agama. Dan sudah kami sebutkan cara yang demikian itu pada "kitab Ilmu" dahulu.  Dan hukumnya orang yang berilmu pada masa ini, ialah mengasingkan diri jikalau ia menghendaki keselamatan agamanya. Kerana ia tiada akan melihat orang yang memperoleh faedah, yang mencari faedah itu untuk agamanya. Tetapi tak ada pelajar itu, melainkan untuk kata-kata yang berhias, untuk menarik orang awam (orang kebanyakan) pada penonjolan pelajaran. Atau untuk pertengkaran, yang berbelit-belit, yang menyampaikan kepada mengalahkan teman dan mendekatkannya kepada sultan (penguasa). Dan mempergunakannya pada penonjolan berlomba-lombaan dan bermegah-megahan. Dan yang terdekat ilmu pengetahuan yang diinginkan, ialah mazhab. Dan biasanya tidak dicari, kecuali untuk menyampaikan kepada penampilan ke depan di atas teman-teman sebaya, memerintahi wilayah-wilayah dan menarik harta kekayaan. Maka mereka itu semua, menurut apa yang dikehendaki oleh agama dan penjagaan diri dari kebinasaan, ialah mengasingkan diri dari mereka itu. Jikalau dijumpai seorang pelajar kerana Allah dan mendekatkan dirinya kepada Allah dengan ilmu pengetahuannya, maka dosa yang terbesarlah mengasingkan diri daripadanya dan menyembunyikan ilmu daripadanya. Dan ini tiada akan dijumpai pada suatu negeri besar, lebih banyak dari seorang atau dua. Itupun kalau dijumpai. Dan tiada seyogialah manusia itu tertipu dengan ucapan Sufyan : "kami mempelajari ilmu kerana selain Allah, maka ilmu itu enggan untuk ada ia, kecuali kerana Allah".  

TerPopuler