Blogger Jateng

Kisah Imam Malik Ulama Terbesar Pengarang Al-Muaththa


Kisah Imam Malik Sang Pengarang Al-Muaththa

Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur melarang
Imam Malik daripada meriwayatkan hadits mengenai talak dari orang yang dipaksakan. Kemudian Abu Ja'far mengancam orang
yang menanyakan itu pada Imam Malik. Lalu Imam Malik menyambut ancaman tadi dengan meriwayatkan di muka umum hadits Nabi saw. yang menerangkan bahwa tidak jatuh talak orang yang dipaksakan.
Maka khalifah menyuruh pukul Imam Malik dengan cemeti. Tetapi beliau terus meriwayatkan hadits itu.
Imam Malik ra. berkata : "Tiadalah seseorang yang benar dalam pembicaraannya dan tidak membohong, melainkan akal pikirannya mendapat hiasan dan tidak akan kena bencana dan pikiran-pikiran khurafat pada hari tuanya".
Tentang zuhudnya Imam Malik menghadapi dunia, dibuktikan oleh riwayat bahwa khalifah Al-Mahdi bertanya kepada Imam Malik: "Adakah tuan mempunyai rum ah?". "Tidak ada", jawab Imam Malik. "Tetapi dapat aku terangkan bahwa pernah mendengar Rabi'ah bin Abi Abdir Rahman berkata :"Bangsa seseorang ditimjukkan oleh rumahnya".
Khalifah Harunur Rasyid bertanya kepada Imam Malik : "Adakah tuan mempunyai rumah?"."Tidak ada!", jawabnya."Lalu Harunur Rasyid menganugerahkan uang tiga ribu dinar kepada Imam Malik, seraya mengatakan : "Belilah rumah dengan uang ini!".
Imam Malik mengambil uang itu, tetapi tidak dibelinya rumah. Ketika Harunur Rasyid ingin bertambah terkenal, lalu mengatakan kepada Imam Malik ra. "Seyogialah tuan pergi bersama kami. Aku bercita-cita membawa perhatian manusia kepada kitab "Al-Muaththa' " (nama kitab yang dikarang Imam Malik), sebagaimana khalifah Utsman ra. membawa perhatian manusia kepada Al-Qur-an.