Meluruskan Pemahaman Sumbu Pendek, Agar Tidak Lagi memanah dalam Masjid -->

Meluruskan Pemahaman Sumbu Pendek, Agar Tidak Lagi memanah dalam Masjid

Wednesday, May 16, 2018, May 16, 2018

Akhir-akhir ini tidak sedikit  orang yang berlomba-lomba melaksanakan  hal-hal yang dianggap  sebagai sunah Rasulullah SAW. Semua urusan  yang mereka baca dari hadits-hadits Rasul mendadak  langsung dilaksanakan  dengan anggapan bahwa urusan  itu  adalah  sunah Rasul SAW.

Sebut saja memanah dan berkuda. Dua urusan  ini menjadi urusan  yang tidak jarang  digaungkan lewat medsos-medsos berhubungan  dengan ajakan  dan kesunahan memanah. Tugas utama  ini menjadi pertanyaan besar di pikiran  kita: benarkah memanah atau berkuda tersebut  sunah? Sekalipun sangat jelas  untuk ditemukan bahkan sampai dilaksanakan  di dalam masjid.

Hanya ada beberapa  literatur hadits yang dimaksud  keutamaan memanah. Salah satunya yang diriwayatkan adalah  tafsir Rasulullah atas surat Al-Anfal ayat 60.
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ

Artinya, “Siapkanlah guna  hadapkan kekuatan apa saja yang Anda  sanggupi.”

Penghasilan kena pajak menyampaikan  ayat tersebut  kemudian Nabi mengulang-ulang Suatu  kalimat sejumlah  Tiga kali untuk review mengartikan  ayat Dari Al-Anfal Yang dibacanya.
ألا إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ

Artinya, “Ketahuilah, bahwasannya  yang berhubungan dengan kekuatan itu adalah  memanah.
Dalam hadits yang beda  dituliskan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari-nya juga diterangkan  pasangan  keutamaan seorang pemanah yang masuk surga sebab  anak panahnya. Hadits ini diriwayatkan oleh Uqbah bin Amir. Juga terlihat  satu hadis lagi yang menyatakan  Kerugian untuk  orang yang dapat  memanah namun  tidak melaksanakan  kemampuannya, bahkan dalam riwayat Ibnu Majah orang yang tidak melakukan  kemampuannya dalam memanah ekspresi  sebagai orang yang durhaka untuk  Rasul (maksiat dan berdosa ).

Seng, hadits-hadits tersebutlah yang disebut dasar kesunahan memanah sampai-sampai  sebagian dari anda  gencar sekali mengampanyekan memanah sampai  menjadikan masjid sebagai lokasi  memanah.

Tentunya, Masyarakat saya  sti Memahami  bagaimana Kelompok  Sebuah Perbuatan  Rasul tersebut  sebagai sunah ATAU TIDAK. Atau dalam bahasa Kiai Ali Mustafa Yaqub, Anda  harus memisahkan  antara sunah atau agama dan kebiasaan  dalam menyimak  hadits.

Membaca hadits di atas, pensyarah Sunan Abu Dawud, Abdul Muhsin bin Hammad Al-Abbad mengatakan, hadits diucapkan untuk  para kawan  di masa perang kelemahan  pasukan sampai-sampai  senjata yang sangat  efektif guna  menunjang babak  saat itu ialah  panah menilik  panah ialah  Satu-Satunya Senjata Yang ADA ketika  ITU.

Ibnu Hajar pun  menekankan bahwa poin urgen  dalam hadits-hadits di atas adalah  kemampuan untuk mengungguli  musuh yang lebih efektif. Maka Rasul pada saat itu  melihat bahwa panah itu  senjata yang sangat  efektif. Rasul akan paling  kesal sekali pada saat tersebut  jika ada  seorang pemanah jitu namun  menyia-siakan kemampuannya.

Hal ini pasti  sangat bertolak  dengan senjata kini  yang telah  semakin berkembang dan dinamis. Bahkan mencampur  ini pun  bukan waktu  perang terbuka ajakan  menguasai memanah yang mengobrol  Rasul pada kompilasi  itu.

Dalam metode mengetahui  hadits, kita diwajibkan  untuk dapat  membedakan antara sarana yang berubah dan destinasi  yang tetap. Dalam urusan  ini, panah itu  sebuah sarana, bukan tujuan. Sedangkan kebebasan itu  mampu mengungguli  lawan.

Bahkan dari keterangan  beberapa berpengalaman  di atas, kita dapat  menyelesaikan bahwa waktu  adalah hanya sarana yang dapat digunakan pada saat itu  . Jika pada masa sekarang, saat  musuh menyerang Anda  dari sekian banyak  hal mulai persenjataan, siber, kepintaran  dan keilmuan yang lain, maka sunahnya adalah  menguasai sarana-sarana yang dipakai  oleh pihak lawan itu, tidak mungkin saja  memanah.

Jika berlatih memanah dan ingin berpengalaman  menjadi pemanah, hukumnya melulu  mubah. Tetapi Memandang  pemanah Menjadi Suatu  kesunahan Yang akhirnya memunculkan  Perilaku TIDAK ETIS laksana  berlatih di masjid Dan sebagainya lagipula  Sampai menyalahkan orangutan Yang TIDAK DAPAT  memanah ialah  Sebuah Kesalahan. Wallahu alam. (M Alvin Nur Choironi / NU Online)

TerPopuler