Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah bertemu di satu forum. Hubungan keduanya bagaikan kakak dan adik. Nahdlatul Ulama didirikan pada 31 Januari 1926 M atau bertepatan dengan 16 Rajab 1344 H. Pada awal berdiri, Hadlratussyekh KH Hasyim Asyari menjabat sebagai Rais Akbar dan H Hasan Gipo sebagai Ketua Tanfidziyah.
Sementara Muhammadiyah lahir lebih dahulu dari NU, yaitu 18 November 1912 M atau bertepatan dengan 8 Dzulhijjah 1330 H. Muhammadiyah didirikan KH Ahmad Dahlan.
Pada Jumat (23/3), kedua organisasi sosial keagamaan terbesar di Indonesia itu bertemu di Gedung PBNU.
Di antara yang hadir pada pertemuan tersebut, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Sekretaris Jenderal H Helmy Faisal Zaini, Bendahara Umum H Ing Bina Suhendra. Sementara dari Muhammadiyah, di antaranya Ketua Umum PP Muhammadiyah KH Haedar Nashir, Sekjen H Abdul Mu'ti.
Pertemuan yang diliput banyak wartawan dari berbagai media, baik cetak maupun online tersebut berjalan dengan santai dan dipenuhi gelak tawa.
Kiai Said Said yang menyambut Pengurus Muhammadiyah itu mengaku bahwa organisasi yang berpusat di Yogyakarta merupakan saudara tua NU.
"Kunjungan saudara tua kita. Lebih senior daripada NU. Lahirnya tahun 12 (1912). Jadi Kakak sulung sebenarnya Muhammadiyah ini," kata Kiai Said, diikuti gelak tawa seisi ruangan di lantai lima.
Sementara Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir membalas sambutan Kiai Said dengan tidak kalah membuat ruangan pertemuan bising dengan tawa.
"Kami berlima mewakili Pimpinan Pusat Muhammadiyah memang datang mengunjungi adik bungsu kami. Adik bungsu itu nakal-nakal dikit biasa. Kalau tidak nakal bukan adik bungsu," kata Haedar, ketawa kembali meledak. (Husni Sahal/Alhafiz K/ NU Online )