Blogger Jateng

Terungkap! Saudi-UEA Rencanakan Invasi Qatar Tahun Lalu


Terungkap! Saudi-UEA Rencanakan Invasi Qatar Tahun Lalu

TERUNGKAP! Saudi-UEA Rencanakan Invasi Qatar Tahun Lalu
DOHA – Sebuah laporan mengungkap rencana Arab Saudi dan Uni Emirat Arab untuk menyerbu Qatar tahun lalu di awal-awal krisis diplomatik yang lantas berujung kpd blokade kepada bagian negara Teluk Persia tersebut.
Sebuah laporan yang diterbitkan oleh The Intercept pada hari Rabu (01/08) mengungkapkan bahwa siasat itu, yang sebagian besar didesain oleh Arab Saudi dan pangeran mahkota UAE, akan melibatkan pasukan darat Saudi untuk memasuki Qatar, dan dengan sokongan dari serdadu UEA, mereka akan masuk sampai 100 kilometer dan merebut ibukota Qatar, Doha.
Baca: Sheikh Tamim: Gabungan Saudi Tidak Ingin Temukan Jalan penyelesaian untuk Krisis Qatar
Menurut seorang pejabat intelijen AS, agen-agen intelijen Qatar di Arab Saudi mengetahui rencana rahasia itu pada musim panas 2017. Beberapa bulan lantas, dinas intelijen AS dan Inggris membenarkan rencana itu.
Presiden dan CEO Crisis Group serta penasihat Timur Tengah eks Presiden AS Barack Obama, Robert Malley, menjelaskan bahwa semenjak musim panas 2017, pejabat Qatar sudah menjelaskan kepadanya bahwa negara mereka berada di bawah ancaman invasi.
“Ada tidak banyak keraguan apakah pejabat senior Qatar yang berbicara kpd saya sungguh-sungguh percaya, atau bertindak seakan-akan mereka percaya bahwa Arab Saudi dan UEA sudah merencanakan serbuan angkatan bersenjata ke negara mereka yang lantas terhenti akibat intervensi AS ,” Kata Malley.
Baca: Setahun Diblokade Saudi Cs, Qatar Keluar Selaku Pemenang
Laporan ini juga menyoroti kampanye yang sedang dilangsungkan oleh UAE untuk mencoba memprovokasi Qatar dan lantas akan menjadikan hal itu selaku alasan untuk tindakan angkatan bersenjata.
Qatar sudah beberapa kali mengeluhkan pelanggaran wilayah udara oleh pesawat UEA, dan bahkan menyampaikan surat kpd PBB awal tahun sekarang.
Menurut dua eks pejabat Departemen Luar Negeri AS, rencana Saudi-UAE “kemungkinan akan dilaksanakan beberapa minggu sebelum eks Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menghentikannya.
“Tillerson membikin serangkaian panggilan telepon yang mendesak kpd para pejabat Saudi untuk nggak mengambil tindakan angkatan bersenjata kepada negara itu,” kata laporan tersebut.
“Dalam panggilan teleponnnya, Tillerson, yang secara ekstensif berurusan dengan pemerintah Qatar selaku CEO Exxon Mobil, mendesak Raja Saudi Salman, kemudian-Wakil Putra Mahkota Mohammed bin Salman, dan Menteri Luar Negeri Adel al-Jubeir untuk nggak menyerbu Qatar atau sebaliknya meningkatkan permusuhan, ” ungkap sumber-sumber kpd The Intercept.
Tillerson juga memotivasi Menteri Pertahanan Jim Mattis untuk memanggil rekan-rekannya di Arab Saudi demi menerangkan bahaya dari invasi seperti itu,” tambah laporan tersebut.(ARN)
Source:Islam-Institute.com