"Li Ta'arafu" (saling mengenal), tidak sekedar tahu nama, alamat rumah, nomor handphone, atau tahu wajah dan tubuh yang lain. Saling mengenal adalah memahami kebiasaan, tradisi, adat-istiadat, pikiran, hasrat yang lain yang berbeda, yang tak sama, lebih dari segalanya, "li ta'arafu berarti agar kalian saling menjadi arif bagi yang lain.
Yang paling mulia di hadapan tuhan adalah yang paling takwa, bukan yang paling gagah atau cantik, bukan yang paling kaya atau rumah megah.
Takwa bukan sekedar sering datang ke masjid atau ke majelis ta'lim, membaca kitab suci, memutar-mutar tasbih, bangun malam atau puasa saban hari. Tetapi lebih dari itu takwa adalah mengendalikan amarah, hasrat-hasrat rendah, menjaga hati, tidak melukai, tidak mengancam, ramah, sabar, rendah hati, dan sejuta makna kebaikan kepada yang lain dan kepada alam.
Semua itulah makna takwa yang dipahami Gus Dur. Maka Gus Dur bukan sekedar menghargai dan menghormati manusia yang berbuat baik, melainkan menyambutnya dengan rendah hati dan rengkuhan yang hangat. Sebaliknya ia akan menentang siapa saja yang merendahkan martabat manusia, apalagi menyakiti, mengurangi dan menghalangi hak-hak mereka.
Sumber: pustakaaswaja.web.id