HODEIDAH – Sumber-sumber keamanan di provinsi Hodeidah, Rabu malam (01/08), menjelaskan bahwa 9 nelayan Yaman meninggal dunia sesudah serbuan oleh jet gabungan yang menargetkan sebuah kapal nelayan di Laut Merah.
Sumber-sumber itu mengkonfirmasi tewasnya sembilan nelayan Yaman. Putra-putra Hodeidah itu meninggal dunia sesudah kapal mereka dibombardir jet Saudi di dekat pulau Ghazr di perairan teritorial, jadi pembunuhan masal kedua kepada nelayan Yaman dalam seminggu terakhir.
Baca: Ditengah Bencana Kelaparan, Gabungan Saudi Terus Targetkan Nelayan Yaman
Gabungan Saudi sebelumnya melaksanakan pembunuhan masal menakutkan kepada para nelayan yang tengah berada di atas kapal mereka awal pekan ini, sehingga mengakibatkan sejumlah kematian dan cedera.
Perlu disebutkan bahwa gabungan dan kapal perang gabungan melaksanakan beberapa pembunuhan masal kepada para nelayan Yaman yang sudah menderita bencana kelaparan akibat pengepungan. Serbuan ini memperparah tragedi kemanusiaan yang terjadi kepada mereka semenjak awal agresi Saudi.
Gabungan pimpinan AS-Saudi melancarkan serbuan kepada Hodeidah pada 12 Juni dalam pertempuran perang terbesar yang ditakuti PBB menimbulkan risiko memicu kelaparan di Yaman di mana diperkirakan 8,4 juta orang berada di ambang kelaparan.
Baca: Agresi Saudi di Yaman Tewaskan 160 Nelayan dan 250 Lebih Kapal Hancur
Baru-baru ini, perang dinyatakan berhenti untuk perbincangan damai, tetapi ndak ada kesepakatan apapun dimana hal tersebut membikin orang-orang Yaman pesimis kepada proses politik yang mungkin berjalan.
Abdulmalik al-Houthi, pemimpin gerakan Houthi (Ansarallah), power utama yang berhadapan dengan gabungan, menjelaskan dalam pidato TV, keputusan menyerbu Yaman, pantai barat, sudah diambil dan diadopsi oleh Inggris dan Amerika, dan bahwa Saudi mencoba untuk merenggut kebebasan Yaman. Houthi juga menekankan bahwa ialah hak rakyat Yaman untuk membela negara mereka.
Selat Bab el-Mandab, yang merupakan pintu masuk selatan ke Laut Merah, ialah bagian jalur pelayaran utama dunia untuk minyak mentah dan memungkinkan ekspor minyak mentah ke pasar Eropa. (ARN)
Source:Islaminstitute.com