Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indinesia (MUI), Din Syamsuddin angkat bicara terkait penolakan konsep Islam Nusantara oleh MUI Sumatera Barat (Sumbar).
Menurutnya, sikap tolak-menolak terhadap pandangan dan pendapat dalam satu kelompok tertentu dianggap tidak baik.
Seharusnya, pendapat orang itu, kata Din, perlu dihormati dan dihargai. Misalnya Nahdlatul Ulama (NU) yang mengembangkan konsep Islam Nusantara.
“Sebaiknya tidak perlu ada penolakan-penolakan seperti itu. Kalau ada kelompok Islam, ormas Islam kemudian mengembangkan satu wawasan tertentu, seperti NU mengembangkan wawasan atau Islam Nusantara harus kita hargai,” kata Din Syamsuddin saat ditemui di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (26/7).
Ia menyarankan, sebaiknya jika memang tidak sepakat, baiknya didiskusikan secara internal untuk menemukan kata mufakat. Sebab, ia khawatir, akan ada kelompok lain lagi yang akan muncul untuk melakukan penolakan.
“Kalau pakai tolak-menolak seperti ini, mohon maaf, nanti yang lain juga ada penolakan disana penolakan disini,” ucap Din.
Namun demikian, ia yakin bahwa tidak semua kelompok Islam, cendekiawan, dan bahkan ulama di Sumatera Barat menolak konsep Islam Nusantara.
Ia menuturkan, watak penolakan terhadap pendapat kelompok tertentu seperti itu, bukan ciri-ciri Islam jalan tengah atau Islam Wasatiyah.
“Menurut saya bukan watak Islam watasiyah atau jalan tengah yang diajarkan Islam. Kalau dengan agama lain, bagimu agamamu, bagiku agamaku, kalau sesama Muslim bagimu pendapatmu bagikuu pendapatku tapi kita tetap bersodara,” pungkasnya.[akurat.co]