Ramadhan adalah bulan istimewa, umat Islam disarankan untuk memperbanyak ibadah selama sebulan. Namun paling disayangkan, wanita yang haid malah terhalang untuk mengemban ibadah-ibadah tertentu.
Dalam Hasyiyah al-Qulyubi dijelaskan bahwa wanita yang sedang haid tidak perlu berduka dan fobia kehilangan pahala dari ibadah yang ditinggalkan. Meninggalkan ibadah ketika haid atau nifas adalah bentuk ketaatan untuk Allah Swt, bahkan baginya pahala laksana wajibnya shalat saat suci.
Untuk orang yang selalu istiqomah melakukan ibadah , ketika suatu hari ia tidak dapat melaksanakan ibadah , maka baginya pahala sebagai pahala ibadah dilakukan setiap hari, Nabi berkata:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إذا مرض العبد, أو سافر, كتب له مثل ما كان يعمل مقيما صحيحا
"Jika seorang berpengalaman ibadah jatuh sakit atau safar, ia tetap diberi pahala ibadah sebagaimana saat ia sehat atau sebagaimana saat ia tidak dalam safar" (HR. Bukhari)
Meskipun demikian, paling disayangkan bila wanita yang haid menyia-nyiakan waktunya di bulan Ramadhan. Lalu beribadah apa yang bisa dilakukan haid?
Mengembangkan Sours
Perempuan yang haid hendaknya menggandakan praktek baik di bulan Ramadhan, misalnya dengan membangkitkan sahur dan menyiapkan santap sahur guna orang yang berpuasa. Karena kebajikan sekecil apa pun patut disembah.
Rasulullah Saw bersabda "Setiap kebaikan adalah sedekah, dan di antara format kebaikan adalah kamu bertemu saudaramu dengan wajah yang menyenangkan, dan Anda menuangkan air dari embermu ke dalam bejana milik saudaramu (HR Muslim, Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Ahmad)
Jika menuangkan air ke dalam bejana milik orang yang berbeda dianggap baik, bagaimana menyiapkan makanan susu untuk berpuasa? Tentu saja bakal lebih tidak sedikit kebaikan yang didapat.
Seperti yang diceritakan Anas Ra "Kami dulu bepergian bersama dengan Nabi Saw, salah satu dari kami ada yang cepat dan ada juga tidak. Kemudian di hari yang paling terik tersebut kami berhenti di sebuah tempat dan orang yang dapat berteduh hanyalah orang yang memiliki pakaian, bahkan salah satu kami ada orang yang berlindung dari sinar matahari melulu dengan tangannya saja. Kemudian mereka yang berpuasa juga jatuh. Kemudian orang yang tidak berpuasa itu naik, lalu membangun tenda dan meminum fauna mereka . Rasulullah (damai dan berkah besertanya) berkata, "Hari ini mereka yang putus (tidak puasa) sudah menuai pahala" (HR Muslim)
Makan Orang yang Berbuka Puasa
Wanita yang mengalami menstruasi dapat mendapatkan pahala puasa dengan memberi makan orang yang berbuka puasa. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من فطر صائما كان له مثل أجره, غير أنه لا ينقص من أجر الصائم شيئا
Rasulullah Saw bersabda "Barangsiapa memberi santap orang yang berpuasa, maka baginya pahala laksana orang yang berpuasa tersebut, tanpa meminimalisir pahala dari orang yang berpuasa tersebut sedikitpun.
Dengarkan Al Qur'an
Meskipun tidak diperkenankan menyimak Al-Qur'an, wanita yang haid tetap diizinkan untuk mendengarnya. Kemampuan ini didasarkan pada hadis Ibn Majah. Dari Aishah Ra dia berbicara "Rasulullah menaruh kepala-Nya di pangkuanku ketika aku sedang menstruasi dan dia mendengarkan Al Qur'an."
Dengan tetap mendengarkan Alquran, hatinya akan jarang kali terkait dengan kalam Allah dan selalu menerima belas kasihan. Allah SWT mengatakan:
وإذا قرئ القرآن فاستمعوا له وأنصتوا لعلكم ترحمون
Dan bilamana dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan simaklah dengan tenang sehingga kamu mendapat rahmat (QS. Al-A'raf: 204)
Berikan hadiah
عن أنس قال: سئل النبي صلى الله عليه وسلم: أي الصوم أفضل بعد رمضان? فقال: شعبان لتعظيم رمضان, قيل: فأي الصدقة أفضل? قال: صدقة في رمضان.
Dari Anas, dia berkata: Rasulullah SAW ditanya "Apa yang lebih berpuasa setelah Ramadhan? Rasulullah Saw bersabda (puasa di bulan) Sya'ban untuk memuliakan Ramadhan, kemudian sedekah apa yang sangat utama? Sedekah di Ramadhan "(HR. Tirmidzi)
Hikmah dari puasa adalah sebagai pengingat bakal penderitaan orang-orang miskin. Oleh sebab itu, hendaknya umat Islam menambahkan kualitas sedekahnya di bulan ini.
Berzikir
Menstruasi wanita masih diperbolehkan dzikir. Kemampuan ini sesuai dengan hadits '
Kami diperintahkan agar menyuruh terbit para wanita yang dipingit dalam lokasi tinggal untuk terbit pada hari raya, bahkan wanita yang sedang haid. Mereka menyampaikan takbir dari yang berikut takdir manusia, dan berdoa mengikuti manusia dengan mengharapkan barakah dan kebersihan dari pesta (HR Bukhari Muslim).
Selain dzikir, beberapa cendekiawan memungkinkan wanita yang mengalami menstruasimendengarkan wirid. Jadi, meskipun periode menstruasi diadakan lama, dia masih tidak ingat Allah Swt. Jangan lewatkan untuk mendengarkan bismillah dan doa dalam setiap kegiatan.
Sajikan Nabi
Rasulullah Saw bersabda, "Manusia yang sangat berhak bersamaku pada hari kiamat adalah yang paling tidak sedikit membaca shalawat kepadaku." (HR Tirmidzi).
Menuntut Sains (Thalabul 'Ilm)
Pada periode menstruasi, wanita harus lebih sedikit belajar, selama periode suci, mendengarkan Alquran, sementara dalam haid harus mendengarkan tafsirannya. Wanita yang sedang menstruasi cobalah tidak sedikit membaca dan mengikuti dewan pengetahuan, terutama selama bulan Ramadhan, bulan rahmat berkah dan keistimewaan.
Tidak ada beberapa sekali hadis yang menyebutkan prioritas dari mereka yang mencari ilmu. Kebaikan ilmu pembelajaran bahkan sama dengan mendengarkan Al-Qur'an dan berdoa. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Majah:
عن عبد الله بن عمرو, قال: خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم ذات يوم من بعض حجره, فدخل المسجد, فإذا هو بحلقتين, إحداهما يقرءون القرآن, ويدعون الله, والأخرى يتعلمون ويعلمون, فقال النبي صلى الله عليه وسلم: كل على خير, هؤلاء يقرءون القرآن, ويدعون الله, فإن شاء عطاهم, وإن شاء منعهم, وهؤلاء يتعلمون ويعلمون, وإنما بعثت معلما فجلس معهم
Dari Abdullah bin Amr, dia meriwayatkan bahwa suatu Hari Nabi Muhammad masuk ke masjid. Di dalam masjid itu ada dua kelompok sahabat yang sedang berkumpul. Kelompok kesatu sedang menyimak al-Qur'an dan berdoa. Sedangkan kelompok kedua sedang belajar dan mengajar. Rasulullah Saw juga bersabda "Mereka seluruh berada dalam kebaikan, yaitu mereka yang menyimak al-Qur'an dan berdoa untuk Allah, andai Allah berkehendak Dia bakal memberi (apa yang mereka minta) danjika Tuhan menginginkan Dia akan memegangnya dan (keduanya) mereka yang belajar dan mengajar. Tentunya saya dikirim sebagai guru. Kemudian Rasulullah Saw duduk dan bergabung bersama kelompok kedua (HR Ibnu Majah)
Dishare dari FERA RAHMATUN NAZILAH melalui Islami.co