Blogger Jateng

Subhanallah!! Begini kisah Akhlak KH Said Aqil Siradj diHadapan Habaib



Nahdliyin MWCNU Malangbong, Garut bersuka cita menyelenggarakan peringatan Harlah NU ke 95 disertai dengan acara Tabligh Akbar. Acara tersebut bertempat di Alun-alun Malangbong dan dihadiri oleh Habib Umar bin Husein Assegaff LDNU Jawa Barat, Seluruh Pengurus MWCNU Malangbong dan Ribuan Nahdliyin. Hadir pula tokoh masyarakat, Kapolsek dan Koramil setempat.
Pada kesempatan tersebut Habib Umar bin Husein Assegaff Majalaya ( LDNU Jabar) didaulat untuk menyampaikan orasi, dalam ceramahnya beliau menyatakan bahwa tidak ada yang namanya NU yang tidak mencintai Habaib, makanya sangat disesalkan sekali apabila ada Habib yang anti pada NU dan Nahdliyin. Saya teringat pertemuan dengan Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj, MA di Kantor PBNU Jakarta. Saat itu beliau begitu menghormati kedatangan saya, Kyai Said memeluk saya, lalu ingin mencium tangan saya!! Saya katakan, ” Tidak, justru saya yang harus mencium tangan Kyai, karena Kyai adalah guru saya”. Saya yakin bahwa para pemimpin Bangsa ini, bilkhusus para Ulama seperti Hadrotussyeikh KH. Hasyim asy’ari, Almarhum Gusdur, di dalam tubuh mereka itu mengalir darah Baginda Rasul saw. Dengan logat sundanya Habib Umar Assegaff Katakan “Moal bisa jadi pemimpin amun teu aya darah pamimpin.” Tidak akan bisa menjadi pemimpin jika orang tersebut tidak memiliki darah pemimpin.
Habib Umar Assegaff melanjutkan, bahwa Para keturunan Walisongo dan azimatkhan diantara Almarhum KH Abdurahman Wahid itu memiliki bangsa Basyayban. Maka jangan heran mereka menjadi tokoh Negeri ini dan sangat dihormati dan dihargai segala perjuangannya.
Setelah menyebutkan pengalaman Beliau bertemu dengan Tokoh NU, beliau mengingatkan kepada hadirin bahwa bangsa kita saat ini sedang menghadapi banyak krisis dalam berbagai dimensi, diantaranya krisis ekonomi, krisis politik. Beliau mencontohkan gara-gara krisis politik shalat jumat pun pindah ke jalanan! Tadi saya juga sempat ngobrol dengan beberapa tokoh disini, ada yang menceritakan fenomena aneh, bahwa di Garut ada orang yang mengaku sebagai Nabi, ada yang mengaku sebagai Malaikat, ada mengaku sebagai Imam Mahdi. Tapi alhamdulillah semua beres, diselesaikan oleh Para Kyai NU.
Ada juga krisis mental dan spiritual, di kalangan politikus, ada sebagian orang memiliki gelar Profesor, ada yang sarjana hukum tapi dihukum, ada yang dulu Suka benghar ( kaya) ayeuna ( saat ini) berada di sukamiskin, seniman yang harusnya senyum dan tertawa dihukum juga! Jadi korban Narkoba. Di dalam hingar bingar perpolitikan saat ini kita saksikan pula sebagian telah menghalalkan segala cara demi mencapai tujuannya. Bahkan agama telah dipolitisir! Semua problematika tersebut dapat diminimalisir dengan Tunduk patuh pada Kyai Nahdlatul Ulama.
Diakhir ceramahnya Habib Umar Assegaff menekankan agar Nahdliyin senantiasa menjadikan harlah NU ini sebagai kegiatan untuk meraih hikmah demi memperbaiki diri kita, memperbaiki akhlak. Imam kita jelas, yaitu Dr (HC) KH. Ma’ruf Amin dan Prof. Dr. Said Aqil Siraj, M.A, Jangan ragu lagi untuk mengikuti arahannya. Belajarlah Dari sejarah Bangsa lain yang tidak memiliki Organisasi NU, Hadrotussyeikh pernah berkata, ” Kajilah sejarah, khususnya sejarah Rasul saw, karena sejarahnya merupakan jalan keselamatan bagi siapa saja yang ingin meraih kebahagiaan baik itu di Dunia maupun di Akhirat.
Source: arrahmah.co.id