Setelah viral video Jamaah Banser melantunkan Ya Lal Wathan muncul polemik di media sosial.
Dalam sebuah grup WhatsApp terlibat diskusi intens, dan berikut dalil yang diambil dari Syarah Kitab Al-Yaqut An-Nafis yang memperbolehkan lagu dan syiir dilantunkan saat haji dan umroh.
Petikan dari Syarah Kitab Al-Yaqut An-Nafis:
Pengarang kitab ini telah mengulas tentang hal-hal yang makruh dalam haji dan umrah, penjelasan tentang rukun, yang wajib dan sunnah sudah dijelaskan sebelumnya, hingga sampai pada ulasan (Pengarang ini) yang ia berkata…. “dan tidak diperkenankan yang sedang naik haji berbicara terkait hal yang tidak ada manfaatnya, dan apakah diperbolehkan melantunkan lagu dan nasyid?”
Para ulama berkata: diperbolehkan syiir yang tidak diharamkan/dilarang. Telah diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam Kitab “Al-Adab Al-Mufrad” terkait hadits dari Rasulullah Saw, beliau bersabda “Syiir seperti perkataan, bila syiir baik maka seperti perkataan yang baik, dan buruknya syiir seperti buruknya perkataan.”
Dan para ulama juga berpendapat: Sebagian Sahabat Rasulullah Saw berdendang saat haji, di antaranya Sayyidina Umat bin Khaththab Ra, namun bukan berarti orang yang naik haji bisa menghabiskan waktunya untuk berdendang dan syiiran, tapi saat mereka merasa dalam tekanan dan himpitan (psikologis) maka tidak lah berdosa (berdendang dan syiiran) untuk menghibur jiwa dengan penggalan lagu dan syiiran yang baik.
ﺷﺮﺡ ﺍﻟﻴﺎﻗﻮﺕ ﺍﻟﻨﻔﻴﺲ ﺹ٣٣٧
ﻳﺘﻜﻠﻢ ﺍﻟﻤﺼﻨﻒ ﻋﻦ ﻣﻜﺮﻭﻫﺎﺕ ﺍﻟﺤﺞ ﻭﺍﻟﻌﻤﺮﺓ، ﻭﻗﺪ ﺗﻘﺪﻡ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﻋﻦ ﺍﻷﺭﻛﺎﻥ ﻭﺍﻟﻮﺍﺟﺒﺎﺕ ﻭﺍﻟﺴﻨﻦ .
ﺍﻟﻰ ﺍﻥ ﻗﺎﻝ ———–
ﻭﻳﻨﺒﻐﻲ ﻟﻠﺤﺎﺝ ﺍﻥ ﻻ ﻳﺘﻜﻠﻢ ﺑﻜﻼﻡ ﻏﻴﺮ ﻣﻔﻴﺪ، ﻭﻫﻞ ﻳﺒﺎﺡ ﺍﻟﻐﻨﺎﺀ ﻭﺍﻹﻧﺸﺎﺩ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﺞ؟؟؟
ﻗﺎﻟﻮﺍ ﻳﺠﻮﺯ ﺑﺎﻟﺸﻌﺮ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﻤﺤﺮﻡ ﻭﻗﺪ ﺭﻭﻱ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻓﻲ ﺍﻷﺩﺏ ﺍﻟﻤﻔﺮﺩ ﺣﺪﻳﺜﺎ ﻋﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ “ ﺍﻟﺸﻌﺮ ﺑﻤﻨﺰﻟﺔ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﻓﺤﺴﻨﻪ ﻛﺤﺴﻦ ﺍﻟﻜﻼﻡ، ﻭﻗﺒﻴﺤﻪ ﻛﻘﺒﻴﺢ ﺍﻟﻜﻼﻡ ”.
ﻭﻗﺎﻟﻮﺍ ﺇﻥ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﻛﺎﻥ ﻳﻐﻨﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﺞ، ﻭﻣﻨﻬﻢ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﺍﻟﺨﻄﺎﺏ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ، ﻟﻜﻦ ﻟﻴﺲ ﻣﻌﻨﻰ ﻫﺬﺍ ﺃﻥ ﻳﺼﺮﻑ ﺍﻟﺤﺎﺝ ﻭﻗﺘﻪ ﻓﻲ ﻏﻨﺎﺀ ﻭﺃﺷﻌﺎﺭ، ﻭﺇﻧﻤﺎ ﺇﺫﺍ ﺃﺣﺲ ﺑﺎﻧﻘﺒﺎﺽ ﺃﻭ ﺿﻴﻖ ﻻ ﺑﺄﺱ ﺑﺎﻟﺘﺮﻭﻳﺢ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﺑﺸﻲﺀ ﻣﻦ ﺍﻟﻐﻨﺎﺀ ﻭﺍﻟﺸﻌﺮ ﺍﻟﺤﺴﻦ .
(SuaraIslam)