Al-Qur'an Sebagai Motivasi dalam Kehidupan
Manusia dalam Al-Qur'an dijelaskan sebagai makhluk yang memiliki karomah (kemuliaan) yang lebih dibandingkan makhluk lain. Nilai lebih yang penuh makna dimiliki oleh manusia (bani Adam) menjadi titik pembeda dari makhluk lain, tetapi dengan konsekuensi yang berat, bahkan teramat berat. Kerana, dalam diri manusia terdapat nafsu yang tidak selamanya bisa diajak kompromi untuk melestarikan karamah tersebut.
Nafsu inilah yang sering membuat manusia tidak konsisten terhadap kediriannyaa. Bahkan sering membuat manusia tersebut kehilangan nilai dari karamah tersebut. Salah satu aspek dari kekaramahan itu adalah kemampuan fisik dan rasio. Kemampuan inilah yang pada dasarnya akan menumbuhkan sumber daya manusia, sekaligus mengacu ke arah pencapaian kualitasnya, manakala dibarengi dengan kemampuan berikhtiyar.
Namun disisi lain, meskipun memiliki nilai karamah, manusia oleh Al-Qur'an disebut abdu, 'Abdu, yang berarti hamba, menuntut tanggung jawab yang melekat dalam diri manusia. Dalam kapasitasnya sebagai sebagai hamba Allah, manusia sebagai mukhalaf diberi taklif (tanggung jawab) yang harus dilaksanakan sesuai dengan tuntutan dan kemampuan dalam berikhtiyar. Sejauh manusia mampu mempertahankan taklifnya, sejauh itu pula manusia mempertahankan nilai-nilai karamahnya. Sejauh mana manusia menghambakan dirinya terhadap Allah SWT, sejauh itu pula manusia melaksanakan tanggung jawabnya sebagai 'abdu, berarti, manusia dalam hidup dan kehidupannya selalu harus beribadah kepada Allah SWT, kerana Allah tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaNya.
Al Qur'an berisi tentang sejarah para nabi, dimana dalam sejarah itulah manusia dapat memaksimalkan pengetahuannya melalui Al-Qur'an, sebab, selain berisi sejarah, hikayah, dan kisah, dalam Al-Qur'an juga sangat penuh dengan makna-makna hidup dan kehidupan manusia yang bisa dijadikan motivasi bagi dirinya dalam mengarungi kehidupannya.