"Aku ingin manusia mengambil manfa'at dari ilmu ini dan ilmu-ilmu Iain yang ada padaku, meskipun sedikit". Maka lihatlah betapa Imam Asy-Syafi'i ra. memperhatikan kepada bahaya ilmu dan mencari nama baginya. Dan bagaimana ia membersihkan hati dari pada berpaling kepadanya, yang semata-mata niatnya adalah karena wajah Allah Ta'ala. Asy-Syafi'i ra,
berkata : "Tidaklah sekali-kali aku bertukar pikiran dengan seseorang, dengan tujuan bahwa aku lebih suka ia salah". Katanya lagi : "Tidaklah sekali-kali aku berkata dengan seseorang, selain aku menyukai supaya dia mendapat taufiq dan kebenaran, pertolongan dan pimpinan daripada Allah Ta'ala serta pemeliharaan. Dan tidak-
lah sekali-kali aku berbicara dengan seseorang, selain perhatian ku
supaya kebenaran diterangkan Allah dengan lidahku atau lidahnya"
Berkata lagi Imam Asy-Syafi'i ra. : "Tidaklah aku kemukakan kebenaran dan keterangan kepada seseorang, lalu diterimanya daripadaku, melainkan aku takut kepadanya dan aku percaya akan
kasih sayangnya. Sebaliknya, kalau orang menyombong diri dengan aku terhadap kebenaran dan menolak keterangan maka jatuhlah orang itu dari pandanganku dan aku menolak berhadapan dengan dia".
Inilah tanda-tanda, yang menunjukkan atas kehendak Allah Ta'ala dengan ilmu fiqih dan perdebatan (munadlarah) itu. Maka
lihatlah betapa Imam Asy-Syafi'i ra. dituruti orang dari jumlah perkara yang lima itu, kepada satu perkara saja. Kemudian, bagaimana pula orang-orang itu menyalahinya dalam satu perkara tadi. Dan karena inilah berkata Abu Tsaur ra. : "Tak pernah aku dan orang-orang lain melihat seperti Imam Asy-Syafi'i ra.". Berkata Imam Ahmad bin Hanbal ra. : "Tak pemah aku melakukan shalat selama empat puluh tahun, yang tidak aku berdo'a kepada Imam Asy-Syafi'i ra.".
Lihatlah betapa adanya keinsyafan dari orang yang mendo'akan betapa pula derajat orang yang dido'akan. Cobalah bandingkan
dengan Imam Asy-Syafi'i ra. akan teman-teman dan tokoh-tokoh ulama pada masa ini. Dan apa yang terjadi dikalangan mereka yang merupakan pendendaman dan permusuhan. Supaya engkau tahu keteledoran mereka mengakui mengikuti ulama-ulama besar itu.