Diriwayatkan, bahwa Imam az-Zahidi ingin meyakinkan benar-benar tentang rizki. Maka keluarlah dia ke hutan dan ditujunya sebuah gunung, kemudian masuk ke sebuah gua, dan duduklah ia di sudut gua itu. Katanya: "Aku perhatikan bagaimana Tuhanku memberi rizki kepadaku di sini."
Syahdan, ada serombongan kafilah tersesat dari jalannya. Lalu datang pula hujan mengguyur mereka. Maka, mereka pun mencari tempat-tempat berlindung yang dapat mereka masuki, maka masuklah mereka ke dalam gua tempat tinggal al-Imam, dan mereka pun melihatnya.
"Hai hamba Allah," tegur mereka. Namun al-Imam tidak menyahut. Oleh karena itu mereka berkata: "Barangkali dia kedinginan, sehingga tidak mampu berbicara." Maka, mereka pun menyalakan api di dekat al-Imam, agar dapat mereka hangatkan dan diajak bicara, namun dia tetap tidak menyahut mereka.
"Barangkali orang fakir ini lapar," kata mereka pula. Lalu, mereka sajikan kepadanya bungkusan makanan dan mereka persilakan makan. Tapi, sedikit pun dia tidak mau menyentuhnya.
Tetapi dia pun tidak mau meliriknya.
"Gigi-giginya benar-benar telah terkatup," kata mereka pula, maka bangkitlah dua orang di antara mereka. Diambilnya sebilah pisau untuk membuka mulutnya. Maka, dibukalah oleh mereka berdua mulut al-Imam lalu mereka lemparkan ke dalam mulutnya sesuap makanan. Maka dia pun tertawa." kau gila?" kata kedua laki-laki itu kepadanya.
"Tidak," jawabnya," Tetapi aku ingin mencoba Tuhanku tentang rizkiku. Maka Tahulah aku, bahwa Dia akan tetap memberi rizki kepadaku dan kepada hamba-Nya apa pun adanya, di mana pun ia berada dan bagaimana pun keadaannya."
Syahdan, ada serombongan kafilah tersesat dari jalannya. Lalu datang pula hujan mengguyur mereka. Maka, mereka pun mencari tempat-tempat berlindung yang dapat mereka masuki, maka masuklah mereka ke dalam gua tempat tinggal al-Imam, dan mereka pun melihatnya.
"Hai hamba Allah," tegur mereka. Namun al-Imam tidak menyahut. Oleh karena itu mereka berkata: "Barangkali dia kedinginan, sehingga tidak mampu berbicara." Maka, mereka pun menyalakan api di dekat al-Imam, agar dapat mereka hangatkan dan diajak bicara, namun dia tetap tidak menyahut mereka.
"Barangkali orang fakir ini lapar," kata mereka pula. Lalu, mereka sajikan kepadanya bungkusan makanan dan mereka persilakan makan. Tapi, sedikit pun dia tidak mau menyentuhnya.
"Orang ini sudah lama sekali tidak memperoleh sesuatu pun," kata mereka, "Masaklah susu panas untuknya, biar dia mau makan," Maka mereka membuat kue dari gula, lalu mereka berikan kepadanya.
Tetapi dia pun tidak mau meliriknya.
"Gigi-giginya benar-benar telah terkatup," kata mereka pula, maka bangkitlah dua orang di antara mereka. Diambilnya sebilah pisau untuk membuka mulutnya. Maka, dibukalah oleh mereka berdua mulut al-Imam lalu mereka lemparkan ke dalam mulutnya sesuap makanan. Maka dia pun tertawa." kau gila?" kata kedua laki-laki itu kepadanya.
"Tidak," jawabnya," Tetapi aku ingin mencoba Tuhanku tentang rizkiku. Maka Tahulah aku, bahwa Dia akan tetap memberi rizki kepadaku dan kepada hamba-Nya apa pun adanya, di mana pun ia berada dan bagaimana pun keadaannya."