Blogger Jateng

7 Alasan Kenapa Orang Islam Harus Mondok di Pesantren


7 Alasan Kenapa Orang Islam Harus Mondok di Pesantren

Belajar agama islam merupakan sesuatu yang sangat esensial bagi setiap muslim bagaimana cara sholat yang benar, membaca alqur’an dan yang lainnya, karna kalau tidak bagaimana mungkin seorang muslim bisa beribadah dengan benar kalo tidak ada yang mengajarinya. Maka setiap orang tua mempunyai tugas penting untuk mendidik dan mengajari putra-putrinya mulai dari usia dini. Terkadang orang tua yang terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan yang memang menjadi tugasnya sebagai bapak. Ataupun ibu yang merasa kewalahan dengan putara-putrinya yang banyak. Tugas rumah tangga yang dilakukannya mencuci, menyiapkan makanan keluarga, sehingga merasa tidak mempunyai waktu untuk mengajari anaknya. Meskipun demikian orang tua tidak bisa lari dari tanggung jawab untuk mengawasi pendidikan anak, mereka harus menentukan di mana anak-anaknya akan belajar islam. Maka pondok pesantren-lah yang siap mengemban tugas dan amanat untuk mendidik dan mengajarkan ilmu-ilmu agama.
Imam ibnu sirrin pernah berkata : ﺇِﻥَّ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ ﺩِﻳْﻦٌ ﻓَﺎﻧْﻈُﺮُﻭْﺍ ﻋَﻤَّﻦْ ﺗَﺄْﺧُﺬُﻭْﻥَ ﺩِﻳْﻨَﻜُﻢْ
“Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka hendaklah kalian melihat dari siapa kalian mengambil agama kalian.” (Muqaddimah Shahiih Muslim)
kita harus mengambil ilmu agama dari orang yang lurus manhajnya yaitu dari ahlus sunnah wal jama’ah bukan dari sembarang orang apalagi dari ahli bid’ah dholalah (bid’ah yang sesat) Dan orang-orang liberal yang tunduk pada akalnya bukan pada Islam itu dendiri. Beliau juga bercerita
Sahabatku inilah diantara 7 alasan mengapa anak-anak kita harus mondok :
1. Pesantren adalah lembaga yang mencetak generasi Sholihin dan Sholihat. Begitu kata beliau KH. Anwar Nur Muasiss AnNur Bululawang. Terbukti kesolihan seseorang pastinya dilandasi dengan ilmu, amal tanpa ilmu adalah batil dan sia-sia.
2. Penerus perjuangan Rasulullah. Bagaimana tidak? Didalam pesantren di ajarkan ilmu yang rahmatan lil alamin, bukan pemboman lil alamin. Ilmu yang mengajarkan tentang welas asih, sholat berjamaah, kerukunan, kebersamaan dan tentunya kesetiakawanan.
3. Terhindar dari lingkungan kurang baik. Betapa indahnya hidup dipesantren jauh dari hal-hal yang kurang baik. Disini dilarang membawa alat-alat elektronik semisal hp, laptope, radio atau bacaan-bacan yang tidak mendidik seperti koran, novel dan komik.
Dimana-mana dimasyarakat sudah pada terjangkit :
1. Penyalah gunaan narkoba.
Penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja makin menggila. Penelitian yang pernah dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) menemukan bahwa 50 – 60 persen pengguna narkoba di Indonesia adalah kalangan pelajar dan mahasiswa. Total seluruh pengguna narkoba berdasarkan penelitian yang dilakukan BNN dan UI adalah sebanyak 3,8 sampai 4,2 juta. Di antara jumlah itu, 48% di antaranya adalah pecandu dan sisanya sekadar coba-coba dan pemakai. Demikian seperti disampaikan Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) BNN, Kombes Pol Sumirat Dwiyanto seperti dihubungi detikHealth, Rabu (6/6/2012).
2. Mudahnya mengakses media porno.
Zoy Amirin, pakar psikologi seksual dari Universitas Indonesia, mengutip Sexual Behavior Survey 2011, menunjukkan 64 persen anak muda di kota-kota besar Indonesia ‘belajar’ seks melalui film porno atau DVD bajakan. Akibatnya, 39 persen responden ABG usia 15-19 tahun sudah pernah berhubungan seksual, sisanya 61 persen berusia 20-25 tahun. Survei yang didukung pabrik kondom Fiesta itu mewawancari 663 responden berusia 15-25 tahun tentang perilaku seksnya di Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Bali pada bulan Mei 2011.
3. Sex Bebas.
Gerakan moral Jangan Bugil di Depan Kamera (JBDK) mencatat adanya peningkatan secara signifikan peredaran video porno yang dibuat oleh anak-anak dan remaja di Indonesia. Jika pada tahun 2007 tercatat ada 500 jenis video porno asli produksi dalam negeri, maka pada pertengahan 2010 jumlah tersebut melonjak menjadi 800 jenis. Fakta paling memprihatinkan dari fenomena di atas adalah kenyataan bahwa sekitar 90 persen dari video tersebut, pemerannya berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Sesuai dengan data penelitan yang dilakukan oleh Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (Okezone.com, 28/3/2012).
4. Aborsi.
Gaya hidup seks bebas berakibat pada kehamilan tidak dikehendaki yang sering dialami remaja putri. Karena takut akan sanksi sosial dari lingkungan keluarga, sekolah, atau masyarakat sekitar, banyak pelajar hamil yang ambil jalan pintas: menggugurkan kandungannya. Base line survey yang dilakukan oleh BKKBN LDFE UI (2000), di Indonesia terjadi 2,4 juta kasus aborsi pertahun dan sekitar 21% (700-800 ribu) dilakukan oleh remaja.Data yang sama juga disampaikan Komisi Nasional Perlindungan Anak tahun 2008. Dari 4.726 responden siswa SMP dan SMA di 17 kota besar, sebanyak 62,7 persen remaja SMP sudah tidak perawan, dan 21,2 persen remaja mengaku pernah aborsi (Kompas.com, 14/03/12).
5. Pelacuran via Internet.
Sebuah penelitian mengungkap fakta bahwa jumlah anak dan remaja yang terjebak di dunia prostitusi di Indonesia semakin meningkat dalam empat tahun terakhir ini, terutama sejak krisis moneter terjadi. Setiap tahun sejak terjadinya krismon, sekitar 150.000 anak di bawah usia 18 tahun menjadi pekerja seks. Menurut seorang ahli, setengah dari pekerja seks di Indonesia berusia di bawah 18 tahun, sedangkan 50.000 di antaranya belum mencapai usia 16 tahun
6. Tawuran.
Kejahatan remaja yang satu ini tengah naik daun pasca tawuran pelajar SMAN 70 dengan SMAN 6 yang menewaskan Alawi, siswa kelas X SMA 6. Tawuran pelajar seolah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perilaku pelajar. Meski sudah banyak jatuh korban, ‘perang kolosal’ ala pelajar terus terjadi. Data dari Komnas Anak, jumlah tawuran pelajar sudah memperlihatkan kenaikan pada enam bulan pertama tahun 2012. Hingga bulan Juni, sudah terjadi 139 tawuran kasus tawuran di wilayah Jakarta. Sebanyak 12 kasus menyebabkan kematian. Pada 2011, ada 339 kasus tawuran menyebabkan 82 anak meninggal dunia
4. Menjadi lebih mandiri.
Dipesantren semua aktifitas dilakukan dengan mandiri semisal mencuci sendiri, makan harus antri, mandi biasanya juga antri. Maka dengan bermacam-macam aktifitas yang dilakukan seperti itu, akan menjadikan anak-anak menjadi lebih mandiri.
5. Full 24 jam dalam pendidikan islami yg teratur, terarah & terkontrol dg tujuan sgt jelas.
Pendidikan dipesantren beda dengan pendidikan selainnya diluar pesantren. Adakah lembaga pendidikan yang mengatur full 24 jam anak didiknya dengan pengawasan yang baik, selain dari lembaga pesantren? Tidak ada. Kalau memang ada yang seperti itu, tidak akan sebaik pesantren yang mendidik santri-santrinya.
6. InsyaAllah akan membahagiakan orang tua di dunia apalagi di akhirat. Santri yang lebih diprioritaskan adalah akhlak. Sebagaimana perkataan orang-orang kuno terdahulu “pinter iku nomer 27, seng nomer siji iku taat”. Maka bisa dipastikan bahwa santri dapat membahagiakan orang tuanya. Berkata kepada mereka dengan bahasa yang halus, sebab itu salah satu nasehat Guru kepadanya. Diakhirat orang tua juga akan bahagia, sebab ia akan terus mendoakan kedua orang tuanya walaupun orang tua telah tiada. Dan doa anak yang sholeh terhadap orang tuanya yang meninggal dunia menjadi alamat bahwa tidak akan putus amal ibadah mereka, sebagaimana Sabda Rasul SAW.
ﺇﺫﺍ ﻣﺎﺕ ﺍﺑﻦ ﺁﺩﻡ ﺍﻧﻘﻄﻊ ﻋﻤﻠﻪ ﺇﻟّﺎ ﻣﻦ ﺛﻼﺙ … ﺇﻟﺦ … ﺃﻭ ﻭﻟﺪٍ ﺻﺎﻟﺢٍ ﻳﺪﻋﻮ ﻟﻪ
7. Penerang kubur bagi orang tuanya bahkan di akhirat dipasangkan mahkota terindah bagi orang tuanya.
Rasulullah bersabda, “Barang siapa membaca Alqur’an, mempelajari, dan mengamalkannya maka kedua orang tuanya pada hari qiamat akan dipakaikan mahkota dari nur yg sinar terangnya laksana sinar terang matahari.
Kedua orang tuanya juga dipakaikan dua baju hias kebesaran yg tidak dapat dinilai dg dunia. Keduanya lalu berkata, “sebab apakah ini dipakaikan kpd kami?” Maka dikatakan, “sebab anakmu telah mengambil (belajar) Alqur’an darimu”. (HR Al Hakim dari Buraidah & Sahih Muslim).
As-Syeikh Abdul Wahhab Asy-Sya’roni berkata :
ﻣﻦ ﻻ ﺷﻴﺦَ ﻟﻪ ﻓﺸﻴﺨُﻪ ﺷﻴﻄﺎﻥٌ
“Barang siapa yang tidak memiliki Syekh (Guru), Maka Gurunya adalah syetan”.
perkataan ini di jadikan sebagai alasan utama bahwa belajar islam tidak dibenarkan cuman belajar dari buku-buku, google, dan yang lainnya apalagi yang masih awam terhadap agama.
Wallahu A’lam
#Ayo Mondok Pesantrenku Keren.
Salam Takdzim.
Ahmad Zain Bad.
AnNur II Bululawang Malang.
Sumber : muslimoderat.net