Bagaimana kita bisa mempunyai anak shalih yang mendo'akan kedua orang tuanya kalau orang tuanya ingkar, benci, tidak pernah meminta do'a dan tidak pernah mendekat guna mendengarkan nasihat (ngaji) dari seorang Ulama dan orang Shalih?
Ayah Imam al-Ghazali itu bukan Ulama, akan tetapi beliau hurmat, mencintai dan mau mendengarkan nasihat Ulama. Meskipun penghasilannya tidak seberapa beliau menyisihkan untuk membeli manisan yang dihadiahkan kepada Ulama, seraya memohon kepada Allah agar dianugerahi anak shalih seperti Ulama yang dia kagumi.
Berkah itu semua lahirlah sosok 'Aalim Zaahid Waari' yang terkenal didunia Islam, yaitu al Imam al 'Aalim al 'Allamah Hujjatul Islam Abi Hamid Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali Shahibul Kitab "Ihya' Ulumiddin".
Sama persis dengan kisah Mbah Musthofa (Ayah Simbah Bishri Rembang/Kakek Gus Mus), Mbah Sinto & Mbah Harun (Orang Tua dari Kyai Umar Harun Sarang, Kyai Khalil Harun Kasingan Rembang).
ﺍﻟﻠّﻬﻢّ ﺍﺭﺯﻗﻨﺎ ﺍﻹﺧﻼﺹ ﻭﺍﻹﺳﺘﻘﺎﻣﺔ ﻭﺣﺐّ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺣﺐّ ﻣﻦ ﺃﺣﺒّﻪ
Amin....... [dutaislam.com/gg]
Sumber : dutaislam.com