Blogger Jateng

[Mengejutkan] Apa yang Menarik atas Terpilihnya Halimah Yacob Sebagai Presiden Singapura


Sebagian orang, bahkan masyarakat dunia, kaget bukan kepalang, bagaimana ceritanya seorang wanita muslim laksana Halimah bisa terpilih sebagai Presiden Singapura. Padahal, pemilihan presiden Singapura juga sekarang tidak lagi dipilih oleh anggota parlemen, tetapi oleh rakyat secara langsung.

Halimah Yacob ialah perempuan Melayu muslim yang berkiprah di dunia politik dalam masyarakat beretnis China sebagai beberapa besar warganya. Kariernya di dunia politik terbentang panjang, dan iapun bakal meneruskan kepemimpinan presiden beretnis Melayu Singapura sebelumnya, Jusof Ishak.

Baca Juga
Viral, Santri TBS Tidur di Makam Kiainya Karena Ini
150 Juta Per Bulan, Dana Peziarah Makam Gus Dur Ternyata Tidak guna Pesantren Tebuireng, Ini Penjelasannya
Cadar, Syariat Islam atau Budaya Arab? Ini Penjelasan Kiai Ishom
Apa yang unik dari terpilihnya Halimah ini guna kita?

Pelembagaan sistem demokrasi di Singapura, terlepas dari kritik tajam atas kebebasan berasumsi dan berekspresi warganya di negeri singa itu, dapat disaksikan dan dirasakan, pun tercermin dari pidato Perdana Menteri Lee Hsien Long, satu tahun yang lalu.

Simaklah video tak lebih dari 22 menit ini. Kita dapat belajar tidak sedikit tentang diskusi politik di ruang publik, dan membandingkannya dengan apa yang anda percakapkan mengenai politik, demokrasi, kehidupan sipil, hari-hari ini.



Sementara ruang publik anda hari ini, masih disibukkan dan dikuasai oleh tema-tema yang miskin ilham kecuali becandaan atau hinaan satu sama beda yang seolah-olah tak terdapat habisnya dan seluruh orang hampir tak mengejar jalan keluarnya.

Aktor-aktor dan pelaku yang tercebur dalam percakapan di ruang publik, ingin memilih guna merendahkan derajat dan kebesaran orang beda dalam upayanya untuk mendongkrak derajat dirinya. Padahal, merendahkan pihak atau orang beda yang bertolak belakang pendapat atau sikap atau pandangan, tidak akan mendongkrak satu milipun derajatnya sendiri.

Ruang-ruang diskusi, baik di lembaga formal maupun di media, paling kering dengan gagasan-gagasan besar dan mimpi-mimpi besar mengenai bagaimana suatu bangsa seharusnya menggeliat dan bersiasat menghadapi gerak zaman yang berubah cepat. [dutaislam.com/ab]

Sumber : dutaislam.com