Almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah sosok yang sudah berada pada tingkatan mampu melakukan ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama manusia). Karena kemampuan itulah, Gus Dur mampu memaklumi semua manusia.
Hal tersebut disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang, KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) pada puncak acara Sewindu Haul Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat (22/12) malam.
Dikatakan, tingkatan kemampuan ukhuwah insaniyah atau basyariah akan didapatkan bagi mereka yang sudah melewati tingkatan sebelumnya yakni ukhuswah Islamiyah (persaudaraan sesama umat Islam) dan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama bangsa).
“Ini kuncinya, yang dipikirkan adalah semua manusia makanya Gus Dur bisa memaklumi semua,” ulang Gus Mus.
Kiai yang penyair itu menuturkan, Gus Dur mampu berada pada tingkatan ukhuwah insaniyah karena banyak berjalan, sementara kebanyakan manusia diibaratkan masih tertartih-tatih.
Banyaknya jalan yang dilakukan Gus Dur bukan hanya secara fisik, namun juga melakukan perjalanan ruhani.
Gus Dur diketahui banyak mengunjungi berbagai pesantren seperti Denayar, Tebu Ireng bahkan sampai Al Azhar (Kairo). Sementara perjalanan ruhani dilakukan dengan bbanyak membaca berbagai buku.
Dengan gaya humor Gus Mus mengatakan ketidakmampuan manusia bahkan pada tingkatan menjalin ukhuwah Islamiyah, terjadi karena pandangan yang sempit.
“Ada yang mengira Allah menciptakan surga hanya untuk orang segitu saja, se-Jakarta saja,” kata Gus Mus disambut riuh tawa hadirin.
Orang-orang yang berpandangan sempit, meminjam istilah anak-anak zaman now, kata Gus Mus, karena kurangnya mereka melakukan piknik.
“Gus Dur sudah piknik ke mana-mana,” tandas Gus Mus. (Kendi Setiawan)
Sumber :nu.or.id