Nasihat Sukses Gus Dur kepada KH Fuad Affandi, Apa Itu? -->

Nasihat Sukses Gus Dur kepada KH Fuad Affandi, Apa Itu?

Thursday, August 4, 2016, August 04, 2016

Gusdurfiles.com ~ Sosok KH. Abdurrahman Wahid banyak menginspirasi kehidupan orang-orang. Bukan hanya orang kecil. Sosok sekaliber KH. Fuad Affandi, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ittfaq Kabupaten Bandung pun banyak terinspirasi oleh pemikiran tokoh bangsa yang akrab dipanggil Gus Dur itu. Pada peringatan #HarlahGusDur 4 Agustus 2016 ini, Mang Haji sapaan akrabnya tak ketinggalan ikut mengungkapkan kesan khususnya terhadap Gus Dur.

"Tadi pagi ramai-ramai anak-anak ngomongin Gus Dur. Ternyata ada keramaian di internet soal Hari Lahir Gus Dur. Alfatihah untuk beliau. Insya Allah Gusti Allah menerima amal-amal baiknya dan menghapus dosa-dosanya," terang murid ulama Legendaris Lasem Mbah Maksum itu kepada NU Online, Kamis (4/8) melalui telpon.

Inspirasi Gus Dur

Mang Haji, demikian panggilan akrab ulama yang dikenal sebagai ilmuwan bidang teknologi pertanian ini menyatakan punya kesan yang mendalam pada sosok Gus Dur. Secara khusus pada tahun 1980an saat bertemu Gus Dur di Surabaya ia diberikan motivasi.

"Hal yang membekas dalam diri saya saat beliau bilang, Kiai Fuad, kalau sudah punya keinginan baik, jangan terhalang oleh kenyataan yang ada. Saya camkam betul soal itu. Saya buktikan dengan kelemahan saya yang tidak sekolah nyatanya saya mampu bikin sekolah. Kenyataan pada saya bukan sarjana pertanian, saya bisa menjadikan pertanian berkah untuk hidup," terangnya.

Menurut Mang Haji, nasihat Gus Dur terhadap dirinya seperti itu tentu bukan asal-asalan dan mudah diterapkan. Pasalnya untuk benar-benar mampu melewati rintangan dalam setiap usaha itu selalu butuh prinsip-prinsip yang setiap orang harus membangun sendiri. Sebab menurutnya, jika Gus Dur berkeyakinan bahwa setiap keinginan baik pasti akan tercapai, maka Kiai Fuad Affandi merasa harus membangun etos hidup yang luar biasa berat dilakukan tetapi menjadi kewajiban.

"Untuk berhasil dengan cita-cita yang kita inginkan itu maka saya tetapkan sebuah pedoman khusus. Sebagai santri yang di sana-sini banyak kekurangan, maka untuk menutupi kekurangan itu saya berpikir, tak boleh ada sejengkal tanah yang menganggur. Tak boleh ada sehelai sampah yang ngawur (terberai)," jelasnya.

Dua prinsip ini menurut Mang Haji Fuad dalam praktiknya akan bisa menutupi kekurangan-kekurangan diri manusia. Misalnya, jika setiap waktu dimanfaatkan untuk belajar maka akan pintar sekalipun tidak sekolah tinggi. Belajar sendiri. Baca koran, baca buku, baca kitab tambahan, ikut kursus dan lain sebagainya. Kemudian jangan sampai ada sampah yang ngawur dimaksudkan untuk melihat setiap hal yang ada di hadapan kita harus dikelola sampai menjadi nilai lebih.

"Banyak potensi di sekitar kita yang dibiarkan seakan-akan sampah sehingga kita tidak mendapatkan apa-apa. Jangankan sampah, tai sapi pun bisa jadi rezeki kalau kita sanggup berdayakan otak," katanya. (Yus Makmun/Fathoni) via nu online

TerPopuler